Dipersembahkan kepada Anda dalam kemitraan bersama .
Menguak kekuatan besar BOOM Esports, berawal dari nol hingga menjadi juara!
Sebagai salah satu tim ternama di Indonesia, BOOM Esports adalah tim yang hampir bahkan tidak pernah masuk dalam daftar unggulan. Banyak orang lebih mengenal nama-nama misal Bigetron, Alter Ego hingga tim-tim lain seperti EVOS dan RRQ.
BOOM Esports tidak pernah diperhitungkan sebagai tim unggulan. Tim yang dulunya dibina oleh pelatih ternama Andrew “Cloveer” Harwin itu belum pernah menapaki level tertinggi di scene kompetitif Indonesia.
Mengikuti liga profesional PUBG Mobile (PMPL) sejak season 1, BOOM Esports hanya bisa mencapai hampir lolos ke PMPL SEA di Season 3 tahun 2021.
Kemudian, estafet kepemimpinan berpindah ke Bintang Prakoso “Kent” Pramanenda Sinaga, mantan pemain ONIC Esports yang kemudian direkrut BOOM dan bertransisi menjadi pelatih hingga saat ini.
Perjalanan Kent sebagai pelatih pun tidak mudah. Jatuh bangun membentuk BOOM menjadi pasukan siap juara menarik untuk diketahui.
Cerita perjalanan karier Kent di esports, bermain di berbagai tim hingga berhenti kuliah
Pada sesi podcast bersama Sir Cloud MY “PODCAST TAK BERLESEN” Kent berbicara banyak hal mengenai hidupnya, perjalanan karier di esports dan lainnya.
Setidaknya, banyak hal terungkap mulai dari bagaimana Kent berkarier di berbagai tim mulai dari Armored Project, Louvre, AURA, ONIC hingga akhirnya ke BOOM.
Semua cerita menarik mengenai perjalanan karier sebagai pemain ia bagikan di menit awal. Fakta bahwa ia akhirnya berhenti kuliah, rehat sementara dan hal-hal lainnya tentu tidaklah mudah bagi Kent.
Mindset Kent membangun tim sebagai pelatih, fakta bahwa pemain komunitas punya potensi besar
Pada awal Kent menjadi pelatih, ia sempat bertukar pikiran dengan rekan sesama pelatih yakni Jeffry “Jeff” Hariwijaya dari Bigetron Esports.
Kent berbincang dengan Jeffry seperti apa, cara untuk membentuk tim yang baik. Menurut Jeff, merekrut pemain dari komunitas/di luar scene pro adalah hal yang tidak tepat.
“Saya pernah berbincang dengan Jeffry, apa yang dibutuhkan untuk menjadi tim yang hebat? Seperti apa cara membentuk tim yang bisa menang medali emas di SEA Games?,” ucap Kent.
“Dia memberitahu saya bahwa tekanannya luar biasa gila. Kita harus berpikir bahwa ini adalah membela negara, kita bukan membela sebuah tim, organisasi tapi satu negara menantikan kita untuk menang,” tambah Kent.
Lebih lanjut Kent memaparkan bahwa dirinya percaya bahwa pemain dari komunitas bisa lebih baik kalau mereka diberikan kesempatan untuk bertanding di level tertinggi.
“Jadi dia (Jeff) tidak yakin kalau pemain dari komunitas itu bisa memenangkan event besar atau menang di kejuaraan mana pun. Tapi menurut saya, saya melihat bahwa banyak pemain profesional pun belum terlalu bagus,” jelasnya.
“Jika kalian ingat, ketika saya menjadi pemain di BOOM, saya bukanlah pemain yang begitu bagus. Saya bukanlah pemain di level top seperti bintang lainnya. Tapi, ada pemain lain di komunitas yang lebih baik dari saya, dari segi gun fight, menembak, namun mereka tidak punya akses menjadi pemain profesional,” tambah dia.
Terkini Lainnya
Cerita perjalanan karier Kent di esports, bermain di berbagai tim hingga berhenti kuliah
Mindset Kent membangun tim sebagai pelatih, fakta bahwa pemain komunitas punya potensi besar
Proses pembentukan roster BOOM Esports untuk menjadi juara, Kent bagikan perjuangannya