Roamer Geek Fam, Baloyskie, mengungkapkan seperti apa posisi tim-tim MPL ID di turnamen internasional saat ini. Dirinya juga membandingkan mengenai budaya yang ada di Indonesia dengan Filipina sebagai negara asalnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan antara Indonesia dan Filipina di scene kompetitif MLBB internasional terus terjadi. Tim-tim dari kedua negara tersebut selalu dijagokan untuk menjadi juara di berbagai turnamen.

Mobile Legends, timnas MLBB Indonesia vs Filipina, IESF WEC 2022_2
Kredit: Youtube/Garudaku ESI

Namun gelaran MSC 2024 seakan menjauhkan posisi Indonesa dengan Filipina sebagai rival utama. Kegagalan Fnatic ONIC dan EVOS Glory sebagai wakil MPL ID sekadar untuk lolos ke babak knockout menjadi bukti bahwa kualitas wakil Indonesia kini sudah jauh menurun.

Namun hal ini dibantah oleh Baloyskie. Dirinya masih menganggap bahwa saat ini Indonesia masih berada di top 2 sebagai negara terbaik di scene kompetitif MLBB, meski mendapat hasil yang mengecewakan di MSC 2024.

Mobile Legends, Baloyskie, Geek Fam

“Jujur, sebenarnya Indonesia masih tetap di top 2. Mungkin (di MSC 2024) ini dikarenakan patch-nya yang hanya dua minggu (baru rilis) sebelum turnamen. Jadi sebenarnya Indonesia harus tetap santai (tenang) karena masih bisa (juara),” ucap Baloyskie.

Kata santai yang diungkapkan Baloyskie di atas tentu saja bukan untuk mengajak tim-tim MPL Indonesia untuk tidak berbuat apa-apa hingga lengah dalam memperbaiki diri. Hasil yang didapat di MSC 2024 ini hanya sesuatu yang tidak biasa.

BERITA TERKAIT
Harapan Udil terkait scene MLBB Indonesia dan Malaysia
Chip auto ban di MSC 2024, Baloyskie ungkap alasannya
Pesan KB untuk tim-tim MPL ID di turnamen internasional: Ubah mindset!

Baloyskie ungkap perbedaan budaya pemain Filipina dan Indonesia

Mobile Legends, Baloyskie_Geek Fam Playoff MPL ID S13
Kredit: Dhonazan Syahputra/

Sebagai player dari Filipina yang telah bermain di MPL ID dalam tiga musim terakhir, Baloyskie tentu sudah banyak tahu tentang kebiasaan pemain Indonesia, hingga dalam hal kultur. Pemain berusia 25 tahun ini pun sudah bisa membandingkan budaya, khususnya dari para pro playernya, dari kedua negara tersebut.